Gigi dan organ tubuh lainnya memiliki fungsinya masing- masing yang bekerja secara harmonis, namun dapat mengalami masalah jika tidak dirawat dengan baik. Masalah yang paling sering terjadi pada gigi adalah gigi berlubang. Gigi dapat mengalami kerusakan dan berlubang karena adanya sisa makanan dan aktivitas kuman yang menghasilkan asam yang merusak permukaan gigi. Sisa makanan dapat menumpuk karena kurangnya perhatian terhadap kebersihan dan kesehatan gigi, atau karena cara menyikat gigi yang kurang benar. Gigi yang berlubang awalnya berupa bercak berwarna putih susu, kemudian menjadi coklat, dan menghitam.
Pada tahap awal lubang gigi (lapisan enamel), tidak akan ada keluhan nyeri. Sebagian besar orang menyadari adanya lubang pada gigi yang bisa dilihat dengan adanya bercak kehitaman pada gigi, namun karena tidak menimbulkan keluhan, serta faktor kesibukan aktifitas sehari- hari, jarang ada yang berinisiatif untuk segera pergi ke dokter gigi untuk menambalkan gigi yang berlubang.
Jika lubang telah mencapai lapisan yang lebih dalam (dentin), maka akan menimbulkan keluhan nyeri saat terkena makanan atau minuman yang dingin dan panas, serta terasa nyeri saat lubang tersebut kemasukan makanan. Pada tahap ini biasanya orang- orang akan segera ke dokter gigi untuk menambalkan giginya yang berlubang. Sebagian yang lain biasanya memilih untuk menahan nyeri tersebut.
Tahap berikutnya yang lebih serius adalah timbul rasa nyeri hebat (cekot- cekot) yang bisa terjadi kapan saja. Bagi sebagian orang yang cukup kuat dan kurang sadar kesehatan giginya akan memilih untuk minum obat penghilang rasa nyeri saja (perlu diketahui obat penghilang rasa nyeri hanya menghilangkan gejala rasa nyeri untuk sementara waktu, namun lubang gigi serta kuman yang berada di dalamnya kelak akan menimbulkan keluhan nyeri lagi).
Kerusakan gigi dapat terjadi sedemikian hebatnya hingga saraf di dalam gigi tersebut terinfeksi dan mati. Pada saraf gigi yang mengalami kematian, keluhan rasa nyeri hebat akan hilang dengan sendirinya. Keadaan ini yang sering menipu dan menimbulkan pengertian yang salah pada kebanyakan masyarakat (kepercayaan yang keliru menganggap gigi yang sakit dapat sembuh dengan sendirinya). Gejala nyeri tersebut hilang karena saraf gigi tersebut telah mati (keadaan tanpa keluhan nyeri dapat berlangsung beberapa bulan hingga tahunan). Namun lubang gigi semakin bertambah hebat, kuman- kuman semakin bertambah jumlahnya di dalam gigi yang rusak tersebut. Saat kuman bertambah banyak dan menginfeksi gusi dan tulang yang berada di sekitar gigi tersebut, maka suat saat akan menimbulkan keluhan nyeri yang lebih hebat lagi.
Infeksi dapat mencapai tulang dan gusi, yang akan menimbulkan pembengkakan dan bernanah. Pada kasus ini perawatan yang harus dilakukan akan menjadi lebih kompleks, gigi tersebut tidak bisa langsung ditambal melainkan harus dilakukan perawatan ruang saraf gigi terlebih dahulu. Pada kasus yang ekstrim, gigi dapat mengalami kerusakan yang sedemikian parahnya sehingga tidak mungkin untuk ditambal lagi. Karena tidak dapat ditambal lagi, maka gigi tersebut tidak bisa berfungsi lagi kecuali dengan pembuatan gigi tiruan.
Jadi jangan salah mengerti jika gigi yang sakit dapat sembuh dengan sendirinya. Kulit kita jika terluka dapat menutup dan sembuh dengan sendirinya, namun gigi tidak dapat sembuh dan menutup lubang dengan sendirinya. Adanya lubang pada gigi harus segera ditambal agar dapat berfungsi untuk mengunyah dengan baik kembali.
0 comments:
Post a Comment